Jumat, 22 Agustus 2008

KEDUDUKAN TERTINGGI PARA PECINTA TUHAN

Beruntunglah para pencinta,
yang dalam sekarat pun mereka masih menghirup
nafas terakhir dengan aroma penyatuan (wihdah)
(Jami’, Para Sufi Agung, hal. 205)
Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, “Sesungguhnya orang-orang yang berakal (ulul al-bab) itu adalah orang-orang yang beramal dengan pemikiran yang darinya muncul kecintaan kepada Allah. Pabila seseorang sampai pada tingkatan ini maka Allah jadikan keinginannya (syahwatihi) dan kecintaannya (mahabbatihi) hanya kepada Sang Khaliq dan apabila ia telah berbuat demikian berarti ia telah sampai pada tingkatan yang tertinggi sehingga Allah memperindah kalbunya. Dia karuniai hikmah kepadanya bukan seperti yang telah Dia karuniakan kepada para arif bijaksana (al-hukama) dan Dia limpahkan ilmu kepadanya bukan seperti yang telah ia wariskan kepada para ulama , Dia karuniakan kepadanya kejujuran (al-shidq) bukan seperti yang telah ia berikan kepada para shidiiqiin (orang-orang yang jujur). Sesungguhnya para hukama itu mendapatkan hikmah dari sikap diam, dan sesungguhnya para ulama mendapatkan ilmu dari menuntutnya, dan sesungguhnya para shidiiqiin mendapatkan kejujurannya dari sikap khusyu’ dan banyak beribadah…” 205]
Rasulullah saww bersabda, “Allah telah berfirman : “Tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh salah seorang di antara hamba-hamba-Ku yang mendekatkan diri kepada-Ku yang lebih Aku sukai ketimbang (melaksanakan) kewajiban-kewajiban yang telah Kutetapkan kepadanya. Dia (sang hamba) mendekatkan dirikepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah) sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintai-Nya, maka Aku menjadi telinganya yang dengannya ia mendengar, menjadi matanya yang dengannya ia melihat dan menjadi tangannya yang dengannya ia memegang. Jika ia memohon kepada-Ku pasti Aku kabulkan dan seandainya ia meminta kepada-Ku, pasti Aku beri” 206]
Orang mu’min yang sempurna dan dekat dengan Allah SwT itu ada 2. Imam Khomeini qs mengatakan berkaitan dengan hadits di atas (Bihar al-Anwar 70 : 22), “Para ahli ma’rifat membagi kelompok ini menjadi 2 bagian : Pertama, orang-orang mu’min yang mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah fardhu, dan yang kedua adalah orang-orang mu’min yang mendekatkan diri kepada Allah dengan nawafil (amalan-amalan sunnah) 207]
Mu’min sempurna yang kedua yang disebutkan dalam hadits di atas telah mengalami fana’ (melebur) dalam nama (asma’), zat dan af’al, maka dia telah mencapai peleburan total, dan tampaklah kepadanya hal yang terang benderang, lalu di situ dia betul-betul menjadi (menyatu dengan) Allah Yang Maha Tinggi (al-Haqq Al-Muta’ali), dalam arti dia mendengar dengan ‘telinga’ Allah, melihat dengan ‘mata’ Allah, memegang dengan ‘tangan’ Allah, dan berbicara dengan ‘lidah’ Allah. Dia melihat Al-Haqq dan tidak melihat yang selain-Nya….Sesungguhnya kedekatan seorang hamba kepada Allah, merupakan hasil dari tarikan kerinduan ilahiah dan cintanya kepada al-Haqq.
Jika bukan karena tarikan dari arah Yang Dirindukan,
niscaya penempuh yang malang dan penuh rindu
tidak akan memperoleh keberuntungan. 208]
Taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dengan mengerjakan amalan-amalan sunnah (nafilah), akan menghasilkan ke fana-an (peleburan) total dan penyatuan yang sempurna dengan Zat Yang Mutlak….
Sesudah ke-fana-an dan peleburan total, penyatuan dan siraman cahaya yang sempurna, yang kadang-kadang mencakup pula pertolongan azali (‘inayah azaliyah), lalu kesadarannya pulih kembali dan dia kembali ke dunianya dengan kehilangan cahayanya, seraya merasakan ketentraman dan kedamaian dan berhasil menyibakkan Keindahan (al-Jamaliyyah) dan Keagungan (al-Jalaliyyah), maka muncullah dalam cermin zat-Nya dan sifat-sifat-Nya, dan di situ tersingkaplah penampakkan yang tetap dan terus melekat. 209]
“Jika Aku telah mencintai hamba-Ku, maka Aku akan menariknya ke tempat yang amat dekat dan Aku menempatkannya di alam kudus. Kujadikan pikirannya tenggelam dalam rahasia-rahasia malaku, dan inderanya teratas pada penampakkan cahaya-cahaya Jabarrut. Pada saat itu cinta melumuri darah dan dagingnya, sehingga dia gaib dari dirinya sendiri, dan apa yang selain itu lenyap dari pandangannya, sampai-sampai Aku menggantikan penglihatan dan pendengarannya.” 210]
Demikian pula halnya dengan kekuatan tubuh, yang bila digunakan untuk taat dan taqarrub kepada Allah, niscaya Allah akan menambahkan kekuatan ruhani…sebagaimana ditegaskan oleh Amirul Mu’minin as melalui ucapan beliau,”Tidaklah aku menjebol gerbang Khaibar dengan kekuatan jasmani, tetapi dengan kekuatan Rabbani!” 211]
Bagi para pencinta Tuhan, Dialah semata sumber
segala keriangan dan kedukaan.
Dialah semata objek sejati segala hasrat
setiap jenis cinta yang lain adalah kegilaan yang ganjil.
Cinta kepada Tuhan adalah nyala,
ketika memancar, membakar segalanya kecuali Tuhan.
Cinta kepada Tuhan adalah sebilah pedang
yang memangkas semua selain Tuhan.
Hanyalah Tuhan yang abadi
segala yang lain akan binasa.
(Rumi, Matsnawi V : 586-90)
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.

Jumat, 25 Juli 2008

Do'a Dua Malaikat ketika subuh

Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk berinfaq. Anjuran yang bahkan pada bagian awal surah Al-Baqarah telah disebutkan oleh Allah subhaanahu wa ta’aala menggambarkan salah satu karakter utama orang bertaqwa.
الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
“Alif Laam Miim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan meng-infaq-kan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS Al-Baqarah ayat 1-3)
Dalam ayat di atas Allah ta’aala menyebutkan karakter muttaqin yang biasa berinfaq bersama karakternya yang rajin menegakkan sholat. Di dalam Al-Qur’an hampir selalu karakter menegakkan sholat dan mengeluarkan infaq disebutkan dalam suatu rangkaian berpasangan. Hal ini mudah dimengerti sebab ajaran Islam selalu menekankan keseimbangan dalam segala sesuatu. Islam bukan semata ajaran yang mewujudkan hubungan antara hamba dengan rabbnya atau hablum minAllah, tetapi juga hubungan antara hamba dengan sesama hamba atau hablum minan-naas.
Uniknya lagi, di dalam ajaran Islam bila suatu perintah Allah ta’aala dilaksanakan, maka bukan saja hal itu menunjukkan kepatuhan seorang hamba akan rabbnya, melainkan dijamin bakal mendatangkan manfaat bagi si hamba. Ini yang disebut dengan fadhilah atau keutamaan suatu ’amal-perbuatan. Misalnya sholat malam atau tahajjud. Allah ta’aala menjanjikan bagi pelakunya bakal memperoleh kekuatan daya pengaruh ketika berbicara.
يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلًا إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.” (QS AlMuzzammil ayat 1-5)
Contoh lainnya bila seseorang meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ta’aala maka di antara fadhilah yang akan ia peroleh adalah penambahan ilmu dari Allah ta’aala, jalan keluar kesulitan hidupnya serta rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka.
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ
”Dan bertakwalah kepada Allah; Allah (akan) mengajarmu.” (QS AlBaqarah ayat 282)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq ayat 2-3)
Demikian pula dengan berinfaq. Allah ta’aala menjanjikan fadhilah di balik kedermawanan seseorang yang rajin berinfaq.
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS Saba’ ayat 39)
Bahkan dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan keuntungan yang bakal diraih seseorang yang rajin berinfaq di pagi hari sekaligus kerugian yang bakal dideritanya bilamana ia tidak peduli berinfaq di pagi hari.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا (البخاري)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Muhammad shollallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Tidak ada satu subuh-pun yang dialami hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”, sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)
Pembaca yang budiman, marilah kita galakkan berinfaq di pagi hari agar malaikat mendoakan kelapangan rizqi yang memang sangat kita perlukan untuk memperlancar ibadah, amal sholeh, da’wah dan jihad kita di dunia. Dan jangan biarkan ada satu pagipun yang berlalu tanpa berinfaq sebab itu sama saja kita mengundang kerusakan dalam hidup sebagaimana doa malaikat yang satunya di setiap pagi hari.
Ketahuilah, bukan banyaknya jumlah infaq yang penting melainkan kontinuitas-nya. Lebih baik berinfaq sedikit namun konstan terus-menerus daripada berinfaq dalam jumlah besar namun hanya sekali setahun atau seumur hidup. Orang yang konstan berinfaq tidak bakal dipengaruhi oleh musim. Dalam masa paceklik tetap berinfaq, dalam masa panen tentu lebih pasti.
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)
Apabila anda mempunyai saran atau kritik untuk rubrik atau artikel ini, silahkan kirimkan melalui email kepada penulis di ican_ipin@eramuslim.com

Selasa, 03 Juni 2008

IDENTITAS IBLIS

Nama : Iblis
Keturunan : Thaghut
Tingkatan : Penjahat terbesar
Jalan hidup : Berkelok dan patah
Tempat duduk : Pasar-pasar
Rambu ( tanda ) : Fatamorgana dan tipuan
Pakaian seragam : Semua warna, seperti bunglon. Setiap tempat dia mempunyai warna
Istri di dunia : Perempuan yang pamer aurat dan telanjang
Negeri : Hati-hati orang orang yang lalai
Tempat abadi : Neraka Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali
Distrik : Tempat-tempat yang disebutkan nama Alloh SWT
Modal : Angan-angan
Musuh di perjalanan : Kaum Muslimin
Motto dalam tugas : Kemunafikan sebagai puncak moral
Orang yang dicintai : Orang-orang yang lalai dari mengingat Alloh SWT
Orang yang dibenci : Orang-orang yang banyak berdzikir kepada Alloh SWT
Orang yang ditakuti : Orang-orang yang beriman dan bertaqwa
Yang mengggoyahkan :Kalimat Istighfar
Rumah : Toilet dan kamar mandi
Tulisan : Tato
Sifat : Tidak kesana dan tidak kemari, sesuai dengan kepentingannya
Awal kemunculan : Katika enggan bersujud kepada Adam As
Sahabat terdekat : Orang yang munafiq
Sumber rezeki : Harta yang haram
Ruang Operasional : Tempat untuk maksiat dan bernajis
Pelayanan : menyuruh dan manganjurkan yang mungkar
Perintah : Yang keji
Agama : Kafir
Masa pelayanan : Hingga hari kiamat
Arah perjalanan : Jalan menuju neraka
Untung dalam perniagaan : Sia-sia belaka
Rekan berpetualang : Setan-setan darikalangan jin dan manusia
Teman dalam tugas : Orang orang yang diam dari kebenaran
Jenis kendaraan : Kebohongan
Upah : Dosa
Alat komunikasi : Ghibah, adu domba, dan memaki-maki ( kesalahan ) orang lain
Makanan favorit : Daging orang mati ( ghibah )
Penopang : Sesungguhnya tipu daya syetan sangat lemah
Alat berburu : Kaum perempuan
Hobi : Menyesatkan dan manjerumuskan
Cita-cita : Semua orang menjadi kafir
Perbuatan yang disukai : Homo dan seksualPassword untuk pengikut : “AKU” sebagai kalimat orang-orang yang sombong

Minggu, 13 April 2008

EMPAT PERAMPOK


Perampok adalah seseorang yang mengambil hak orang lain dengan paksa.

Perampok yang mau tidak mau akan datang kepada kita :


  • Malaikat Izroil

  • Ahli Waris

  • Cacing-cacing/Belatung

  • Orang yang didzolimi



Kamis, 27 Maret 2008

KUNCI SUKSES SIARAN


RILEKS, santai, adalah kata kunci dalam sebuah siaran radio. Kamu tidak boleh gugup, grogi, ataupun tidak “pede” ketika siaran. Berikut ini tips kilat bagi kamu yang harus siaran di studio:
· Pastikan kamu benar-benar rileks dan merasa nyaman di studio.
· Jika kamu harus menempati “kursi panas” (hot seat), yakni harus langsung tampil setelah penyiar lain, hadirlah di studio sekurang-kurangnya 15 menit sebelum kamu mengudara. Prepare lah….
· Duduklah senyaman mungkin di kursi, berusaha rileks, cari posisi duduk yang terasa nyaman banget buat kamu.
· Duduk tegak, jangan membungkuk! Ini penting banget karena cara duduk akan berpengaruh pada kualitas suara kamu. Jika kamu duduk membungkuk, hingga perut atau “diafragma” kamu tertekan, suara emasny ‘gak kan keluar tuh! Usahain dech janga pake celana ato sabuk yang superketat. Bebaskan perutmu dari tekanan!
· Pastikan semua peralatan menyala dan berfungsi, seperti mike, mixer, komputer, line telepon, de el el. Jika kamu ambil-alih kursis siaran dari penyiar lain, kamu biasanya nyangka bahwa semuanya OK –kecuali jika penyiar sebelum kamu itu iseng banget, ‘gak ngasih tau kalo ada kerusakan alat apa gitu. Jahat banget doi kalo gitu ya… (Pernah lho ada penyiar yang siaran, cuap-cuap dengan segala kecentilannya selama dua jam, pas udahan, eh… ternyata pemancarnya off ! Operator yang biasa nemeninnya tidur seeh…).
· Pastikan kamu memiliki headphone.

TIGA GOLONGAN MANUSIA


Imam Gazali membagi manusia kepada tiga derajat atau golongan, dilihat dari sudut sikap jiwa mereka menghadapi hidup dan kehidupan di dunia ini




  • Orang-orang yang celaka ( Al-Halikun )

  • Orang-orang yang beruntung ( Al-Faizun )

  • Orang-orang yanghemat cermat (Al-Muqtashidun )

Golongan yang pertama inisenantiasa sibuk dan menyibukkan diri terhadap kenikmatan hidup duniawi, dan melupakan persiapan-persiapan untuk kehidupan akhirat kelak.


Dunia laksana lautan madu Yang kelezatannya selalu dicicipi Meskipun sadar bahwa, kenikmatan dunia ialah sementara dan fana Akan tetapi banyak yang tertambat hatinya


Golomgan yang kedua yaitu orang-orang yang beruntung atau yang dapat kemenangan, Al Faizun menurut istilah Al Quran ialah memperoleh kebaikan dengan hasil yang mengandung keselamatan. Dan dalam Al-Quran lafadz tersebut melukiskan personifikasi orang-orang yang mendapatkan kenikmatan dan keberuntungan di dunia maupun ( terutama ) di akherat kelak. Seperti disebutkan pada Al-Quran Surat At-Taubah : 20.


Selain itu menurut penggolongannya Imam Gazali, Al Faizun itu ialah orang-orang yang lebih sibuk dan menitik beratkan amal, persiapan-persiapannya untuk kepentingan hidup di akherat kelak.


Adapun golongan tersebut adalah orang-orang yang hemat cermat, yang tidak menyia-nyiakan persiapan-persiapan (bekal) untuk kehidupan akherat, tapi juga memanfaatkan seperlunya tentang kehidupan duniawi ini. Menurut formulasi Imam Gazali, Al Muqtashidun adalah orang-orang yang sibuk memanfaatkan kenikmatan dunia ini untuk kepentingan hidup yang akan datang.


Menurut Al-Quran Surat Al-Qoshosh : 77 kita harus memelihara sikap yang seimbang (evenwich) antara kepentinga hidup ukhrowi dengan duniawi. Menjaga keseimbangan ini termasuk salah satu seni hidup yang mendapat bimbingan hidayah dan taufik Ilahi.


Kamis, 13 Maret 2008

CINTA ILAHI

Bila aku jatuh cinta

Alloh Robbi hamba-Mu ini minta izin
Bila satu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta kepada-Mu berkurang
Hingga membuatku lupa terhadapmu


Alloh Robbi
Aku punya permintaan
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangaan cinta-Mu yang tak terhitung
Biar imanku terhadapmu selalu utuh

Alloh Robbi
Bukanlah bila satu saat aku jath cinta
Pilihkanlah untukku seseorang yang hatinya
Penuh dengan kasih-Mu
Dan memebuatku semakin mengagumi-Mu


Alloh Robbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk
Lebih mendekati cinta-Mu


Alloh Robbi
Permohonanku terakhir, seandainya kujatuh cinta
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Berilah aku cinta-Mu
Cinta hakiki nan abadi

KIAT-KIAT UNTUK BANGUN SHOLAT MALAM



  • Hindari perbuatan dosa disiang harinya.Mohon ampunlah kepada Alloh SWT sebelum tidur dengan berwudlu ( mencuci anggota yang digunakan seharian yang munkin berbuat dosa, seperti mata, mulut, telinga, tangan, kepala dan kaki ) yakinlah bahwa berwudlu adalah mencuci anggota-anggota dari dosa.

  • Amalkan pesan Rosululloh SAW kepada putrinya Saidah Fatimah az-Zahra as sebelum tidur.Adapun pesan tersebut adalah:

A. Khotamkan Al-Quran dengan membaca surat Al-Ikhlas tiga kali ) karena Nabi pernah bersabda satu kali membaca surat Al-Ikhlas sama dengan pahala membaca 1/3 Al-Quran


B.Meminta syafa'at pada Nabi dengan membaca sholawat.Ketika membaca sholawat mohonlah kepada AllohSWT agar kita dapat dipertemukan dengan beliauSAW di alam mimpi/diakherat kelak sehingga kita akan selamat dari azab dan mendapatkan syafa'atnya.


C.Mengharapkan ridho kaum mu'minin dan mu'minat dengan mendo'akan mereka yaitu dengan membaca (Allohumag fir lii wa lil mu'minina wal mukminat ).Dalam hadist disebutkan barang siapa mendo'akan mukminin wal mukminat Alloh akan mengampuni dosa-dosamya sebanyak mukminin dan mukminat yang hidup maupun yang mati ( sudah meninggal ).Jangan lupa memohon ampunan orang-orang yang pernah kita dzolimi agar mereka tidak menuntut kita kelak (di akherat ) juga maafkanlah orang yang pernah bersalah kepada kita.


D. Melakukan Haji dan umroh yaitu dengan membaca: Subhanalloh wal hamdulillah wa laailaahaillalloh wallohuakbar. Hadirkan hati kita ketika membaca tasbih karena tasbih itu dibaca oleh semua makhluk di alam semesta ini dan para malaikat juga bertasbih sambil thowaf di Baitul Makmur, dan para jama'ah haji atau jama'ah umroh juga membaca tasbih ketika sedang thowaf di Ka'bah



  • Bacalah ayat terakhir dari surat Ak-kahfi yaitu: fa man kana tarju liqooa robbihi faya'mal a'malan shoolihan wa laa yasyrik bi'ibadati robbihi ahadan.

Mohonkanlah kepada Alloh agar dibangunkan pada saat Alloh menerima do'a disetiap malamnya atau jam yang kita inginkan.

Minggu, 24 Februari 2008

kesabaran

Hidup di dunia adalah perjuanga oleh karena itu kita harus mempunyai sifat sabar
sabar terbagi menjadi tiga bagian.Yaitu:
  1. sabar atas taat yang dimaksud dengan sabar disini adalah sabar ketika menjalankan perintah-perintah Alloh SWT.Contohnya ketika melaksanakan sholat shubuh,kita harus bersabar dalam menahan rasa ngantuk ketika itu'
  2. sabar atas mushibah yang dimaksud disini adalah sabar atas mushibah yang menimpa kita karen mushibah hanyalah sebuah ujian.
  3. sabar atas maksiat yang dimaksud adalah sabar ketika hawa nafsu kita sedang membisiki atau mempengaruhi jiwa kita untuk mengerjakan apa-apa yang dilarang Alloh SWT.Karena peperangan yang paling besar adalah peperangan melawan hawa nafsu.